TV Plasma Hadir di Tahun 1960an dan Akan Mati Tahun Ini?
Oleh Iskandar
Posted: 10/01/2014 19:00
Liputan6.com, Jakarta : Setelah televisi tabung
(CRT TV), muncul teknologi baru yaitu TV plasma dengan bentuk yang jauh
lebih tipis. Berbeda dengan CRT TV yang bergantung pada ribuan elemen
gambar kecil yang disebut piksel, cara kerja TV plasma mirip dengan
lampu neon yang berpendar akibat gas yang mendapatkan aliran listrik.
Istilah plasma sendiri mengacu pada beberapa jenis
gas seperti neon dan xenon yang bersinar ketika terkena medan listrik.
Keunggulan TV plasma yaitu mampu menampilkan gambar yang lebih tajam dan
warna lebih cerah, terutama bila digunakan untuk menonton siaran high definition (HD).
Bisa dibilang TV plasma masuk dalam kategori high definition televison (HDTV)
yang merupakan pengganti dari televisi sinar katoda standar atau biasa
disebut dengan TV tabung. Layar TV plasma umumnya memiliki rasio 16:9,
sesuai dengan format film layar lebar. Sementara TV tabung memiliki
rasio 4:3 yang berbentuk kotak.
Plasma Muncul Pada Tahun 1960an
TV plasma pertama kali diciptakan pada tahun 1964 oleh tiga orang ilmuwan yaitu Donald Blitzer, H. Gene Slottow, dan Robert Wilson di Universitas Illinois, Amerika Serikat. Mulanya mereka hanya mengembangkan tiga warna yaitu merah, hijau, dan blue. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1983, IBM menambahkan warna oranye di layar plasma.
Kemudian Fujitsu menciptakan layar plasma full-color
pertama di dunia pada tahun 1992. Lima tahun kemudian, tepatnya pada
tahun 1997, Panasonic mengakuisisi perusahaan Plasmaco yang dikenal
sebagai salah satu pemimpin TV plasma.
Dari
situlah Panasonic mengembangkan layar TV plasma pertama yang diproduksi
secara massal. Sejak saat itu teknologi layar plasma berkembang pesat
dan hadir dalam berbagai ukuran. Ukuran terbesar dari TV jenis ini
pertama kali diperkenalkan ke publik pada tahun 2008, dengan ukuran enam
meter.
Kematian TV Plasma
TV plasma mengalami masa-masa kejayaan pada periode 2004 hingga 2006. Saat itu plasma mengambil alih TV proyektor sebagai TV berukuran besar. Namun plasma mengalami masa sulit karena harganya tidak mampu turun dengan volume penjualan yang semakin merosot.
Pada Februari 2008, saat
resesi mulai menghantui dunia, harga TV plasma kualitas premium semakin
meroket. Terlebih kehadiran TV LCD di tahun 2007 mulai menarik perhatian
konsumen. Meskipun kualitas gambar LCD belum mampu mengalahkan plasma,
tapi kebanyakan konsumen sulit untuk menemukan perbedaannya.
Pada
awal 2009, penjualan LCD secara global telah melampaui plasma dengan
perbandingan 8 banding 1. Maka dari itu beberapa vendor elektronik
raksasa, seperti Pioneer dan LG memutuskan untuk menghentikan produksi
TV plasma.
Pioneer
telah mematikan bisnis TV pada Maret 2010 dan berkonsentrasi pada
sistem untuk kendaraan dan audio visual. Sementara LG dikabarkan
menyerahkan dan tidak lagi fokus memasarkan TV plasma. Hingga kini
vendor elektronik yang masih ngotot memasarkan TV plasma adalah
Panasonic dan Samsung.
Namun Panasonic dikabarkan akan keluar dari
pasar TV plasma secepat mungkin - dijadwalkan akan menghentikan
produksi TV plasma pada Maret 2014. Bahkan dua dari tiga pabrik
Panasonic yang memproduksi TV plasma telah ditutup.
Kelebihan dan Kekurangan TV Plasma
Di samping itu kelebihan TV plasma adalah bisa menampilkan gambar berukuran besar, idealnya hingga 80 inci dengan hanya membutuhkan material tipis. Maka dari itu tak heran bila TV plasma yang beredar di pasaran memiliki bodi yang ramping dan datar.
Sudut pandang yang
dihasilkan pun terbilang luas sehingga gambar yang ditampilkan dapat
dilihat dari sisi manapun. Soal kualitas gambar, TV plasma dapat
menghasilkan gambar dengan rasio kontras yang sangat tinggi yaitu
1:2.000.000. Gambar yang ditampilkan juga minus degradasi dan dapat
merespon gerak gambar dengan cepat sehingga meminimalisir gambar blur.
Bahkan
TV plasma mampu menampilkan warna hitam yang pekat dan putih yang
murni. Namun TV plasma memiliki kekurangan yaitu rentan terhadap benda
keras. Saat benda keras mengenai layar, ratusan tabung gas penyusun
piksel bisa kehilangan kemampuannya untuk berpendar.
Gas yang
membentuk plasma juga bisa bocor atau menjadi kurang reaktif terhadap
muatan listrik. Selain itu kualitas gambar TV plasma akan menurun
seiring masa pemakaian, meskipun dalam jangka waktu yang cukup lama
yaitu antara 30 ribu hingga 60 ribu jam. (isk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar